Memantaskan Diri Saja
MEMANTASKAN DIRI SAJA
Oleh : Rina Perangin-Angin
Pacaran?? Hem, kata ini sudah menjadi mendunia. Mulai dari kalangan remaja sampai
yang sudah berumur paham artinya. Bahkan saya sendiri pernah terjebak dalam kata
“Pacaran”. Tetapi saya bukan pelakunya ya. Bukan!
Pernah suatu hari, Ibu bertanya mengapa sampai kuliah tidak ada satu pacar pun yang
saya kenalkan ke Beliau. Padahal tetangga, anak perempuannya sudah beberapa
dibawa. Bahkan sempat dikenalkan ke Ibu juga karena kebetulan saat itu Ibu sedang
menyapu halaman. Sampai-sampai Ibu menanyakan kenormalanku. Ya, soalnya sejak
dulu yang kubawa ke rumah pasti murabbiku yang semuanya wanita.
Jujur saja, pertanyaan itu membuat saya sedih. Bukan karena tidak memiliki pacar,
tetapi karena Ibu berulang kali bertanya. Padahal setiap Ibu bertanya, semaksimal
mungkin saya menjelaskan bahwa saya tak ingin pacaran. Saya ingin ta’aruf dan segera
menikah. Tanpa harus berlama-lama menunda. Takut digoda setan juga.
Kejadian ini sering sekali terjadi, tak hanya pada saya tentunya. Banyak korbannya. Dan
ini yang membuat hati kian miris. Kita tentu tak asing lagi mendengar bahwa pacaran
itu haram. Ini terdapat dalam surah Al-Isra’ ayat 32 yang isinya, ‘Janganlah kamu
mendekati zina…”. Nah loh?? Sudah jelaskan kan? Pacaran memang tak zina dalam hal
zina badan, tapi aktivitasnya? Mulai dari tatapan penuh perasaan, pegangan tangan,
lanjut pegang yang lain. Itu masih biasa. Yang lebih parahnya ya si wanita bisa
kehilangannya mahkotanya, hamil, terus akhirnya?? Ya aborsi. Jadi berlipat kan
dosanya?
Eiiitss, ini beneran loh! Sudah banyak korbannya. Kalau nggak percaya, lihat saja di TV.
Banyak sekali kasus pasangan yang tertangkap mesum di hotel atau berita tentang
aborsi. Memang benar, tak semua pelaku aborsi karena pacaran. Ada juga kok yang
korban pemerkosaan, tapi perbandingannya?? Jelas lebih sedikit. Suka atau tidak,
aktifitas pacaran nyatanya memberi andil besar dalam kasus aborsi. Astaghfirullah.
Aktivitas ini yang haram dilakukan.
Percaya kan bahwa jodoh di tangan Allah. Jodoh sudah Allah tentukan, jadi untuk apa
pacaran? Lihat, betapa banyaknya yang pacaran sudah betahun-tahun, eh ternyata
putus. Jodoh nggak, sakit hati iya!
Terus bagaimana dong untuk mendapat jodoh? Masa langsung nikah? Kan kayak beli
kucing dalam karung. Hem, ya nggak begitu juga. Islam mengharamkan pacaran, tetapi
membolehkan ta’aruf. Saat taaruf inilah kedua belah pihak mencari tahu semaksimal
mungkin apakah calon pasangannya sudah sesuai atau belum. Bedanya dengan pacaran,
dalam ta’aruf ya nggak pakai berdua-duaan, apalagi pegang-pegangan tangan. Selalu ada
mahram yang menemani sehingga menjauhkan timbulnya fitnah. Dan yang pasti, orang
tua ikut andil di dalamnya.
Coba deh bayangin, kalau orang tua ikut andil dalam penyeleksian insya Allah akan
lebih mantap penyaringan jodohnya. Soalnya semua orang tua pasti ingin yang terbaik
buat anaknya. Benar, apa benar? Terus bakal terhindar dari fitnah.
Cukuplah dalil Al Qur’an tersebut menjadi pegangan kita untuk tidak pacaran. Terutama
yang belum menikah nih. Kudu ekstra hati-hati. Termasuk dalam menjaga mata juga.
Jika ada ikhwan atau akhwat yang mengganggu hati, langsung tundukkan pandangan
plus minta pada Allah agar kita dikuatkan dalam menjaga hati. Cukuplah hati hanya
milik mereka yang sudah halal nantinya.
Jika ada yang bertanya kemana pacarmu atau mengapa kamu tak juga kunjung punya
pacar? Katakan saja bahwa saya sedang LDR. LDR itu bukan perkara jarak, tapi juga
waktu. Anggaplah saat ini Allah sedang menyimpannya sampai waktu yang tak
ditentukan. Allah sengaja simpankan dia agar kita punya waktu lebih banyak dalam
memantaskan diri. Tahu kan bahwa jodoh itu cerminan diri? Jika hari ini kita berusaha
memantaskan diri menjadi lebih baik, insya Allah dia di sana juga sedang berusaha
memantaskan diri. Jika hari ini kita sibuk pacaran, maka dia di sana pun mungkin
sedang sibuk pacaran.
Itulah mengapa kita tidak boleh pacaran. Kita harus menjaga hati sebaik mungkin hanya
untuk yang halal saja. Dengan begitu dia pun akan menyibukkan diri menjaga hati
hanya untuk kita setelah halal nanti. Masya Allah, bukankah itu menjadi lebih indah
nantinya?
Daripada pacaran sebaiknya berbakti kepada orang tua. Senangkan hatinya. Ingat,
orang tua punya hak atasmu juga. Memang benar, kita punya dunia sendiri, tetapi orang
tua menghabiskan sisa dunianya hanya untuk membesarkan kita, hanya untuk merawat
kita. Jangan biarkan air matanya mengalir. Jangan biarkan hatinya menjadi sepi karena
kita sibuk kuliah atau kerja. Tahu kan kalau ridhanya Allah terletak pada ridha orang
tua. Mungkin detik ini kita belum nemuin jodoh karena Allah ingin memberi kita waktu
untuk berbakti pada Beliau, atau mungkin juga karena kita belum bisa menyenangkan
hati beliau, jadi jodoh kita terhambat.
Jangan takut mikirin jodoh! Bahagiakan saja orang tua. Nanti orang tua yang akan
mendoakan kita kepada Allah agar Allah memberi jodoh terbaik. Tahukan bahwa doa
orang tua, apalagi doa Ibu cepat banget sampai ke Allah.
Jangan takut jodoh tertukar, sebab sandal saja tidak pernah tertukar, apalagi jodoh.
Insya Allah, Allah tidak pernah salah dalam menentukan jodoh hamba-Nya. Tugas kita
hanya memantaskan diri kan?
Posting Komentar untuk "Memantaskan Diri Saja"
Posting Komentar