Mengejutkan, Hamas Kembali Kuasai Gaza Tengah
Petempur Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas, membidik sasaran. Hamas dilaporkan kembali memegang kendali di wilayah Gaza Tengah saat pasukan Israel memfokuskan serangan ke Gaza Utara |
Surat kabar Israel berbahasa Ibrani, Yedioth Ahronoth, menyoroti perkembangan operasi militer Israel Defense Forces (IDF) di Jalur Gaza yang telah berlangsung lebih dari 14 bulan sejak 7 Oktober 2023.
Saat IDF memusatkan serangan di Gaza Utara, gerakan Hamas dilaporkan berhasil merebut kembali kontrol di Gaza Tengah. "Mengutip pernyataan para pejabat Barat, ‘Hamas akhirnya berhasil memulihkan sebagian besar kemampuannya untuk mengendalikan wilayah sipil di Jalur Gaza,’” ungkap laporan tersebut, seperti dikutip oleh Khaberni pada Selasa (2/12/2024).
Menurut laporan itu, Hamas kembali mendapatkan kendali di wilayah Al-Mawasi dan Al-Nuseirat. Hamas juga menunjukkan pengaruhnya dengan membasmi kelompok kriminal bersenjata yang menyabotase truk bantuan di Gaza. “Hamas tiba-tiba mendapatkan kembali sebagian kemampuannya dan melenyapkan entitas kriminal yang mencuri konvoi,” ujar sumber dalam laporan tersebut.
Laporan ini memperkuat klaim sebelumnya dari Otoritas Palestina (PA) yang menuduh IDF membiarkan geng bersenjata menjarah truk bantuan. "Tentara mengizinkan geng-geng bersenjata mencuri truk-truk bantuan dan barang-barang serta mengenakan biaya," kata Ismail Thawabteh dari pemerintah Gaza kepada Anadolu, seperti dikutip RNTV pada Selasa (12/11/2024).
Selain itu, PA menyebut IDF juga melarang pihak keamanan Palestina melindungi truk bantuan. "Strategi ini sesuai dengan kebijakan (Israel) yang sengaja membuat warga Palestina kelaparan," tambahnya.
Peringatan PBB atas Genosida Yang Dilakukan Israel
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, memperingatkan tingkat kelaparan ekstrem di Gaza akibat blokade ketat. “Khawatir dengan temuan laporan IPC hari ini bahwa pengungsian yang tinggi dan pembatasan aliran bantuan kemanusiaan berarti orang-orang di Gaza menghadapi tingkat kelaparan yang sangat parah,” tulis Guterres di X.
Lebih dari 43.600 korban jiwa dilaporkan tewas sejak serangan dimulai. Israel kini menghadapi tuntutan genosida di Mahkamah Internasional terkait kebijakannya di Gaza.
Proposal Penutupan Bantuan ke Gaza Utara
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sedang mempertimbangkan rencana kontroversial untuk menutup akses bantuan ke Gaza Utara. Dalam proposal tersebut, warga yang masih berada di Gaza Utara akan diklasifikasikan sebagai kombatan dan dilarang mengakses makanan, air, obat-obatan, dan bahan bakar.
"Rencana tersebut bahkan memberi warga Palestina waktu seminggu untuk meninggalkan wilayah itu sebelum mendeklarasikannya sebagai zona militer tertutup," ungkap laporan media Israel.
Penduduk yang terjebak di Gaza Utara menghadapi isolasi total tanpa pasokan dasar, menimbulkan kekhawatiran besar dari kelompok hak asasi manusia. Mereka mengatakan, kebijakan Israel ini melanggar hukum internasional yang melarang penggunaan makanan sebagai senjata.
Dampak Agresi yang Berkepanjangan
Serangan yang telah berlangsung lebih dari setahun ini tidak hanya menyebabkan ribuan korban jiwa, tetapi juga menghancurkan kehidupan penduduk Gaza. Warga yang tersisa di Gaza Utara menyatakan lebih baik tetap tinggal meski menghadapi ancaman kematian. “Kami tahu tempat lain di sana tidak aman,” kata Jomana Elkhalili, seorang pekerja bantuan Palestina.
Laporan ini memperlihatkan bahwa situasi di Gaza terus memburuk, sementara masyarakat internasional menghadapi tantangan besar untuk menghentikan tragedi kemanusiaan ini.
Posting Komentar untuk "Mengejutkan, Hamas Kembali Kuasai Gaza Tengah"
Posting Komentar